Selasa, 08 Maret 2011

TUGAS MINGGU KE 4 Softskill : Mencari data pertumbuhan ekonomi pemerintahan berjalan di BPS atau browsing melalui internet.

NAMA                       : LISTYAJI KUSPRIMADIYANTO
KELAS                      : 1 EB18
NPM                           : 24210053

TUGAS MINGGU KE 4 Softskill : Mencari data pertumbuhan ekonomi pemerintahan berjalan di BPS atau browsing melalui internet.


Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

I.  Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2010
Perekonomian Indonesia pada tahun 2010 mengalami pertumbuhan sebesar 6,1 persen
dibanding tahun 2009. Nilai Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga konstan pada tahun 2010  mencapai Rp2.310,7 triliun, sedangkan pada tahun 2009 dan 2008 masing-masing sebesar Rp2.177,7 triliun dan Rp2.082,5 triliun. Bila dilihat berdasarkan harga berlaku, PDB tahun 2010 naik sebesar Rp819,0 triliun, yaitu dari Rp5.603,9 triliun pada tahun 2009 menjadi sebesar Rp6.422,9 triliun pada tahun 2010.


Selama tahun 2010, semua sektor ekonomi mengalami pertumbuhan. Pertumbuhan tertinggi
terjadi pada Sektor Pengangkutan dan Komunikasi yang mencapai 13,5 persen, diikuti oleh Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran 8,7 persen, Sektor Konstruksi 7,0 persen, Sektor Jasa-jasa 6,0 persen, Sektor Keuangan, Real Estat dan Jasa Perusahaan 5,7 persen, Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih 5,3 persen, Sektor Industri Pengolahan 4,5 persen, Sektor Pertambangan dan Penggalian 3,5 persen, dan Sektor Pertanian 2,9 persen. Pertumbuhan PDB tanpa migas pada tahun 2010 mencapai 6,6 persen yang berarti lebih tinggi dari prtumbuhan PDB secara keseluruhan yang besar ny 6,1 persen.

Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran yang mengalami pertumbuhan sebesar 8,7 persen
memberikan sumbangan terhadap sumber pertumbuhan terbesar terhadap total pertumbuhan PDB yaitu sebesar 1,5 persen. Selanjutnya diikuti oleh Sektor Pengangkutan dan Komunikasi dan Sektor Industri Pengolahan yang memberikan peranan masing-masing sebesar 1,2 persen (Tabel 1).

II.  Pertumbuhan Ekonomi Triwulan IV-2010
Kinerja perekonomian Indonesia pada Triwulan IV-2010 yang digambarkan oleh PDB atas
dasar harga konstan 2000 menurun sebesar 1,4  persen dibanding triwulan sebelumnya (q-to-q).
Penurunan tersebut mengikuti pola triwulanan yang  lalu yaitu mengalami kontraksi pada Triwulan IV setelah terjadi kenaikan pada Triwulan III. Pertumbuhan negatif pada Triwulan IV-2010 ini disebabkan karena Sektor Pertanian mengalami  penurunan cukup signifikan sebesar 20,3 persen karena siklus musiman. Sedangkan sektor-sektor lainnya selama Triwulan IV-2010 mengalami pertumbuhan positif yaitu: Sektor Pengangkutan dan Komunikasi tumbuh 3,7 persen, Sektor Jasa-jasa tumbuh 2,5 persen, Sektor Konstruksi tumbuh 2,5 persen, Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih tumbuh 1,7 persen, Sektor Industri Pengolahan tumbuh 1,4 persen, Sektor Keuangan, Real Estat dan Jasa Perusahaan tumbuh 1,3 persen, Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran tumbuh 0,7 persen, serta Sektor Pertambangan dan Penggalian tumbuh sebesar 0,6 persen  (Tabel 2).
Selanjutnya, perekonomian Indonesia pada Triwulan IV-2010 bila dibandingkan dengan
Triwulan IV-2009 (y-on-y) mengalami pertumbuhan sebesar  6,9 persen. Pertumbuhan tersebut
terjadi pada semua sektor ekonomi yaitu: Sektor Pengangkutan dan Komunikasi mencapai
pertumbuhan tertinggi sebesar  15,5 persen, Sektor Perdagangan,  Hotel dan Restoran tumbuh 8,4 persen, Sektor Jasa-jasa tumbuh 7,5 persen, Sektor Konstruksi tumbuh 6,7 persen, Sektor Keuangan, Real Estat dan Jasa Perusahaan tumbuh 6,3 persen, Sektor Industri Pengolahan tumbuh 5,3 persen, Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih tumbuh 4,3 persen, Sektor Pertambangan dan Penggalian tumbuh 4,2 persen,serta sector Pertanian tumbuh 3,8 persen

III.  Struktur PDB Menurut Lapangan Usaha Tahun 2008—2010 
Distribusi PDB menurut sektor ekonomi atau lapangan usaha atas dasar harga berlaku menunjukkan peranan dan perubahan struktur ekonomi dari tahun ke tahun. Tiga sektor utama yaitu Sektor Industri Pengolahan, Sektor Pertanian dan Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran mempunyai peranan sebesar 53,8 persen tahun 2010. Sektor Industri Pengolahan memberi kontribusi sebesar 24,8 persen, Sektor Pertanian dan Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran mempunyai peranan masing masing sebesar 15,3 persen dan 13,7 persen
Dibandingkan dengan tahun 2008  dan 2009, pada tahun 2010 terjadi peningkatan peranan pada beberapa sektor kecuali: Sektor Industri Pengolahan turun dari 27,8 persen menjadi 24,8 persen dan Sektor Keuangan, Real Estat dan Jasa Perusahaan turun dari 7,5 persen menjadi 7,2 persen. Peranan Sektor Pertanian naik dari 14,5 persen menjadi 15,3 persen, Sektor Konstruksi naik dari 8,5 persen menjadi 10,3 persen, Sektor Pengangkutan dan Komunikasi naik dari 6,3 persen menjadi 6,5 persen, dan Sektor Jasa-jasa naik dari 9,7 menjadi  10,2 persen. Selanjutnya jika dilihat secara total, peranan PDB tanpa migas naik dari 89,5 persen pada tahun 2008 menjadi 91,7 persen pada tahun 2009 dan 92,2 persen pada tahun 2010.
IV. PDB Menurut Penggunaan
 PDB atas dasar harga berlaku tahun 2010 sebesar Rp6.422,9 triliun, sebagian besar digunakan untuk konsumsi rumah tangga sebesar Rp3.642,0  triliun. Komponen penggunaan lainnya meliputi pengeluaran untuk konsumsi pemerintah sebesar Rp581,9 triliun, pembentukan modal tetap bruto atau investasi fisik sebesar Rp2.065,2 triliun, perubahan inventori sebesar Rp21,4 triliun, transaksi ekspor sebesar Rp1.580,8 triliun  dan impor sebesar Rp1.475,8 triliun. Dibandingkan dengan tahun 2009, PDB atas dasar harga berlaku meningkat dari Rp5.603,9 triliun menjadi Rp6.422,9 triliun. Hal tersebut didukung oleh kenaikan pada seluruh komponen penggunaan, seperti terlihat pada table berikut:
Pertumbuhan beberapa komponen penggunaan,  q-to-q pada Triwulan IV-2010 dibandingkan dengan Triwulan III-2010 mengalami peningkatan,  kecuali komponen perubahan inventori yang mengalami kontraksi sebesar 185,9 persen. Laju pertumbuhan tertinggi pada Triwulan IV-2010 terjadi pada komponen pengeluaran konsumsi pemerintah yaitu sebesar 38,2 persen. Konsumsi rumah tangga dan pembentukan modal tetap bruto masing-masing meningkat sebesar 0,3 persen dan 1,3 persen.
Komponen ekspor dan impor juga mengalami peningkatan masing-masing sebesar 12,8 persen dan 9,6 persen.  PDB menurut penggunaan pada Triwulan IV-2010 terhadap Triwulan IV-2009 (y-on-y) juga mengalami peningkatan. Tingkat pertumbuhan yang tertinggi terjadi pada komponen impor yang mencapai 16,9 persen, diikuti oleh komponen ekspor sebesar 16,1 persen. Peningkatan tersebut selanjutnya diikuti oleh komponen pembentukan modal tetap bruto sebesar 8,7 persen, konsumsi pemerintah sebesar 7,3 persen, dan konsumsi rumah tangga sebesar 4,4 persen. Sementara itu komponen perubahan inventori mengalami pertumbuhan minus 28,7 persen. Dilihat dari pola distribusi PDB penggunaan, konsumsi rumah tangga masih merupakan penyumbang terbesar dalam penggunaan PDB Indonesia sekalipun mengalami penurunan dari        58,7 persen pada tahun 2009 menjadi sebesar 56,7 persen pada tahun 2010. Komponen pengeluaran konsumsi pemerintah juga mengalami penurunan dari 9,6 persen pada tahun 2009 menjadi 9,1 persen pada tahun 2010. Sebaliknya, pada periode yang sama, komponen-komponen lain mengalami peningkatan. Komponen pembentukan modal tetap bruto meningkat dari 31,1 persen menjadi 32,2 persen, perubahan inventori meningkat dari minus 0,1 persen menjadi 0,3 persen, ekspor meningkat dari 24,2 persen menjdi 24,6 persen dan impor meningkat 21,4 persen menjadi 23,0 persen.
V. PDB dan Produk Nasional Bruto (PNB) Per Kapita
PDB/PNB per kapita merupakan  PDB/PNB (atas dasar harga berlaku) dibagi dengan jumlah penduduk pertengahan tahun. Pada  tahun 2010, nilai PDB per kapita diperkirakan mencapai Rp27,0 juta (US$3.004,9) dengan laju peningkatan sebesar 13,0 persen dibandingkan dengan PDB per kapita tahun 2009 yang sebesar Rp23,9 juta (US$2.349,6). Sementara itu PNB per kapita juga meningkat dari Rp23,1 juta (US$2.267,3) pada  tahun 2009 menjadi Rp26,3 juta (US$2.920,1) pada tahun 2010 atau terjadi peningkatan 13,9 persen.
IV. Profil Spasial  Ekonomi  Indonesia  Menurut  Kelompok Provinsi Triwulan IV-2010
Struktur perekonomian Indonesia secara spasial pada Triwulan IV-2010 masih didominasi oleh kelompok provinsi di Pulau Jawa yang memberikan kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto sebesar 57,8 persen, kemudian diikuti oleh Pulau Sumatera sebesar 23,2 persen, Pulau Kalimantan 9,1 persen, Pulau Sulawesi 4,7 persen dan sisanya  5,2 persen di provinsi-provinsi lainnya.
Berdasarkan perbandingan provinsi-provinsi di Indonesia, tiga provinsi penyumbang terbesar di Pulau Jawa adalah DKI Jakarta (16,5 persen), Jawa Timur (14,8 persen), dan Jawa Barat (14,3 persen). Kemudian di Pulau Sumatera urutannya adalah Riau (6,6 persen), Sumatera Utara (5,3 persen), dan Sumateran Selatan 2,9 persen.
  Apabila pengelompokan kegiatan ekonominya dibedakan ke dalam: Sektor Primer (Sektor Pertanian dan Sektor Pertambangan), Sektor Sekunder (Sektor Industri, Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih, dan Sektor Konstruksi), dan Sektor Tersier (Sektor Perdagangan, Sektor Pengangkutan, Sektor Keuangan, dan Sektor Jasa-jasa), secara spasial Sektor Primer lebih didominasi oleh wilayah luar Jawa (74,2 persen). Sedangkan Sektor Sekunder dan  Tersier, Pulau Jawa masih menjadi penyumbang terbesar yaitu sebesar 67,3 persen dan 67,1 persen.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar