Selasa, 08 Maret 2011

TUGAS MINGGU KE 4 Softskill : Mencari data pertumbuhan ekonomi pemerintahan berjalan di BPS atau browsing melalui internet.

NAMA                       : LISTYAJI KUSPRIMADIYANTO
KELAS                      : 1 EB18
NPM                           : 24210053

TUGAS MINGGU KE 4 Softskill : Mencari data pertumbuhan ekonomi pemerintahan berjalan di BPS atau browsing melalui internet.


Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

I.  Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2010
Perekonomian Indonesia pada tahun 2010 mengalami pertumbuhan sebesar 6,1 persen
dibanding tahun 2009. Nilai Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga konstan pada tahun 2010  mencapai Rp2.310,7 triliun, sedangkan pada tahun 2009 dan 2008 masing-masing sebesar Rp2.177,7 triliun dan Rp2.082,5 triliun. Bila dilihat berdasarkan harga berlaku, PDB tahun 2010 naik sebesar Rp819,0 triliun, yaitu dari Rp5.603,9 triliun pada tahun 2009 menjadi sebesar Rp6.422,9 triliun pada tahun 2010.


Selama tahun 2010, semua sektor ekonomi mengalami pertumbuhan. Pertumbuhan tertinggi
terjadi pada Sektor Pengangkutan dan Komunikasi yang mencapai 13,5 persen, diikuti oleh Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran 8,7 persen, Sektor Konstruksi 7,0 persen, Sektor Jasa-jasa 6,0 persen, Sektor Keuangan, Real Estat dan Jasa Perusahaan 5,7 persen, Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih 5,3 persen, Sektor Industri Pengolahan 4,5 persen, Sektor Pertambangan dan Penggalian 3,5 persen, dan Sektor Pertanian 2,9 persen. Pertumbuhan PDB tanpa migas pada tahun 2010 mencapai 6,6 persen yang berarti lebih tinggi dari prtumbuhan PDB secara keseluruhan yang besar ny 6,1 persen.

Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran yang mengalami pertumbuhan sebesar 8,7 persen
memberikan sumbangan terhadap sumber pertumbuhan terbesar terhadap total pertumbuhan PDB yaitu sebesar 1,5 persen. Selanjutnya diikuti oleh Sektor Pengangkutan dan Komunikasi dan Sektor Industri Pengolahan yang memberikan peranan masing-masing sebesar 1,2 persen (Tabel 1).

II.  Pertumbuhan Ekonomi Triwulan IV-2010
Kinerja perekonomian Indonesia pada Triwulan IV-2010 yang digambarkan oleh PDB atas
dasar harga konstan 2000 menurun sebesar 1,4  persen dibanding triwulan sebelumnya (q-to-q).
Penurunan tersebut mengikuti pola triwulanan yang  lalu yaitu mengalami kontraksi pada Triwulan IV setelah terjadi kenaikan pada Triwulan III. Pertumbuhan negatif pada Triwulan IV-2010 ini disebabkan karena Sektor Pertanian mengalami  penurunan cukup signifikan sebesar 20,3 persen karena siklus musiman. Sedangkan sektor-sektor lainnya selama Triwulan IV-2010 mengalami pertumbuhan positif yaitu: Sektor Pengangkutan dan Komunikasi tumbuh 3,7 persen, Sektor Jasa-jasa tumbuh 2,5 persen, Sektor Konstruksi tumbuh 2,5 persen, Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih tumbuh 1,7 persen, Sektor Industri Pengolahan tumbuh 1,4 persen, Sektor Keuangan, Real Estat dan Jasa Perusahaan tumbuh 1,3 persen, Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran tumbuh 0,7 persen, serta Sektor Pertambangan dan Penggalian tumbuh sebesar 0,6 persen  (Tabel 2).
Selanjutnya, perekonomian Indonesia pada Triwulan IV-2010 bila dibandingkan dengan
Triwulan IV-2009 (y-on-y) mengalami pertumbuhan sebesar  6,9 persen. Pertumbuhan tersebut
terjadi pada semua sektor ekonomi yaitu: Sektor Pengangkutan dan Komunikasi mencapai
pertumbuhan tertinggi sebesar  15,5 persen, Sektor Perdagangan,  Hotel dan Restoran tumbuh 8,4 persen, Sektor Jasa-jasa tumbuh 7,5 persen, Sektor Konstruksi tumbuh 6,7 persen, Sektor Keuangan, Real Estat dan Jasa Perusahaan tumbuh 6,3 persen, Sektor Industri Pengolahan tumbuh 5,3 persen, Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih tumbuh 4,3 persen, Sektor Pertambangan dan Penggalian tumbuh 4,2 persen,serta sector Pertanian tumbuh 3,8 persen

III.  Struktur PDB Menurut Lapangan Usaha Tahun 2008—2010 
Distribusi PDB menurut sektor ekonomi atau lapangan usaha atas dasar harga berlaku menunjukkan peranan dan perubahan struktur ekonomi dari tahun ke tahun. Tiga sektor utama yaitu Sektor Industri Pengolahan, Sektor Pertanian dan Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran mempunyai peranan sebesar 53,8 persen tahun 2010. Sektor Industri Pengolahan memberi kontribusi sebesar 24,8 persen, Sektor Pertanian dan Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran mempunyai peranan masing masing sebesar 15,3 persen dan 13,7 persen
Dibandingkan dengan tahun 2008  dan 2009, pada tahun 2010 terjadi peningkatan peranan pada beberapa sektor kecuali: Sektor Industri Pengolahan turun dari 27,8 persen menjadi 24,8 persen dan Sektor Keuangan, Real Estat dan Jasa Perusahaan turun dari 7,5 persen menjadi 7,2 persen. Peranan Sektor Pertanian naik dari 14,5 persen menjadi 15,3 persen, Sektor Konstruksi naik dari 8,5 persen menjadi 10,3 persen, Sektor Pengangkutan dan Komunikasi naik dari 6,3 persen menjadi 6,5 persen, dan Sektor Jasa-jasa naik dari 9,7 menjadi  10,2 persen. Selanjutnya jika dilihat secara total, peranan PDB tanpa migas naik dari 89,5 persen pada tahun 2008 menjadi 91,7 persen pada tahun 2009 dan 92,2 persen pada tahun 2010.
IV. PDB Menurut Penggunaan
 PDB atas dasar harga berlaku tahun 2010 sebesar Rp6.422,9 triliun, sebagian besar digunakan untuk konsumsi rumah tangga sebesar Rp3.642,0  triliun. Komponen penggunaan lainnya meliputi pengeluaran untuk konsumsi pemerintah sebesar Rp581,9 triliun, pembentukan modal tetap bruto atau investasi fisik sebesar Rp2.065,2 triliun, perubahan inventori sebesar Rp21,4 triliun, transaksi ekspor sebesar Rp1.580,8 triliun  dan impor sebesar Rp1.475,8 triliun. Dibandingkan dengan tahun 2009, PDB atas dasar harga berlaku meningkat dari Rp5.603,9 triliun menjadi Rp6.422,9 triliun. Hal tersebut didukung oleh kenaikan pada seluruh komponen penggunaan, seperti terlihat pada table berikut:
Pertumbuhan beberapa komponen penggunaan,  q-to-q pada Triwulan IV-2010 dibandingkan dengan Triwulan III-2010 mengalami peningkatan,  kecuali komponen perubahan inventori yang mengalami kontraksi sebesar 185,9 persen. Laju pertumbuhan tertinggi pada Triwulan IV-2010 terjadi pada komponen pengeluaran konsumsi pemerintah yaitu sebesar 38,2 persen. Konsumsi rumah tangga dan pembentukan modal tetap bruto masing-masing meningkat sebesar 0,3 persen dan 1,3 persen.
Komponen ekspor dan impor juga mengalami peningkatan masing-masing sebesar 12,8 persen dan 9,6 persen.  PDB menurut penggunaan pada Triwulan IV-2010 terhadap Triwulan IV-2009 (y-on-y) juga mengalami peningkatan. Tingkat pertumbuhan yang tertinggi terjadi pada komponen impor yang mencapai 16,9 persen, diikuti oleh komponen ekspor sebesar 16,1 persen. Peningkatan tersebut selanjutnya diikuti oleh komponen pembentukan modal tetap bruto sebesar 8,7 persen, konsumsi pemerintah sebesar 7,3 persen, dan konsumsi rumah tangga sebesar 4,4 persen. Sementara itu komponen perubahan inventori mengalami pertumbuhan minus 28,7 persen. Dilihat dari pola distribusi PDB penggunaan, konsumsi rumah tangga masih merupakan penyumbang terbesar dalam penggunaan PDB Indonesia sekalipun mengalami penurunan dari        58,7 persen pada tahun 2009 menjadi sebesar 56,7 persen pada tahun 2010. Komponen pengeluaran konsumsi pemerintah juga mengalami penurunan dari 9,6 persen pada tahun 2009 menjadi 9,1 persen pada tahun 2010. Sebaliknya, pada periode yang sama, komponen-komponen lain mengalami peningkatan. Komponen pembentukan modal tetap bruto meningkat dari 31,1 persen menjadi 32,2 persen, perubahan inventori meningkat dari minus 0,1 persen menjadi 0,3 persen, ekspor meningkat dari 24,2 persen menjdi 24,6 persen dan impor meningkat 21,4 persen menjadi 23,0 persen.
V. PDB dan Produk Nasional Bruto (PNB) Per Kapita
PDB/PNB per kapita merupakan  PDB/PNB (atas dasar harga berlaku) dibagi dengan jumlah penduduk pertengahan tahun. Pada  tahun 2010, nilai PDB per kapita diperkirakan mencapai Rp27,0 juta (US$3.004,9) dengan laju peningkatan sebesar 13,0 persen dibandingkan dengan PDB per kapita tahun 2009 yang sebesar Rp23,9 juta (US$2.349,6). Sementara itu PNB per kapita juga meningkat dari Rp23,1 juta (US$2.267,3) pada  tahun 2009 menjadi Rp26,3 juta (US$2.920,1) pada tahun 2010 atau terjadi peningkatan 13,9 persen.
IV. Profil Spasial  Ekonomi  Indonesia  Menurut  Kelompok Provinsi Triwulan IV-2010
Struktur perekonomian Indonesia secara spasial pada Triwulan IV-2010 masih didominasi oleh kelompok provinsi di Pulau Jawa yang memberikan kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto sebesar 57,8 persen, kemudian diikuti oleh Pulau Sumatera sebesar 23,2 persen, Pulau Kalimantan 9,1 persen, Pulau Sulawesi 4,7 persen dan sisanya  5,2 persen di provinsi-provinsi lainnya.
Berdasarkan perbandingan provinsi-provinsi di Indonesia, tiga provinsi penyumbang terbesar di Pulau Jawa adalah DKI Jakarta (16,5 persen), Jawa Timur (14,8 persen), dan Jawa Barat (14,3 persen). Kemudian di Pulau Sumatera urutannya adalah Riau (6,6 persen), Sumatera Utara (5,3 persen), dan Sumateran Selatan 2,9 persen.
  Apabila pengelompokan kegiatan ekonominya dibedakan ke dalam: Sektor Primer (Sektor Pertanian dan Sektor Pertambangan), Sektor Sekunder (Sektor Industri, Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih, dan Sektor Konstruksi), dan Sektor Tersier (Sektor Perdagangan, Sektor Pengangkutan, Sektor Keuangan, dan Sektor Jasa-jasa), secara spasial Sektor Primer lebih didominasi oleh wilayah luar Jawa (74,2 persen). Sedangkan Sektor Sekunder dan  Tersier, Pulau Jawa masih menjadi penyumbang terbesar yaitu sebesar 67,3 persen dan 67,1 persen.


Rabu, 02 Maret 2011

Pemerintahan Indonesia Bersatu

NAMA  : LISTYAJI KUSPRIMADIYANTO
KELAS : 1 EB18
NPM   : 24210053


PEMERINTAHAN INDONESIA BERSATU JILID 1
MASA JABATAN 2004 – 2009

Pada masa kepemimpinan SBY dan JK menegaskan banyak pro dan kontra di dalamnya, ini terlihat oleh banyak nya aksi demonstran yang menginginkan gaya kepemimpinan sby lebih baik lagi. Apalagi dengan terpilihnya sby boediono atau kita sebut sby jilid 2.
Adapun yang Pro dan Kontra atau kekurangan SBY – JK tentang kepemimpinan mereka terhadap bangsa indonesia adalah :
  1. PRO TERHADAP SBY – JK
Profil seorang SBY – JK saat menjabat menjadi presiden jilid 1 adalah seorang sosok yang penuh karismatik, yang memberikan banyak perubahan di Indonesia pasca reformasi. Terlihat tentang banyak pengaruh besar untuk kemajuan Bangsa Indonesia.
PRO KEPEMIMPINAN SBY – JK (1)
  1. Melihat kepemimpinan SBY JK maka saya melihat pemberantasan korupsi lebih serius dilakukan dan menurut pendapat saya jika suatu bangsa dijangkiti penyakit korupsi maka bangsa tersebut tidak akan bisa maju baik secara ekonomi dan budayanya jadi saya memberikan apresiasi terhadap kepemimpinan SBY-JK dan semoga bangsa ini akan segera merdeka, yaitu merdeka dari cengkraman para koruptor yang mengerogoti bangsa ini perlahan tapi pasti.
  2. SBY-JK masih jauh lebih baik dari pemimpin sebelumnya, daripada pemimpin yang menjual aset2 negara. namun karena terlalu complicatednya masalah di negara kita maka tidak semua masalah bisa terselesaikan. Hal ini karena pendeknya usia kepemimpinan dinegara kita. kalau dihitung 1 tahun untuk promosi, 3 tahun untuk memimpin, 1 tahun promosi kembali untuk pilpres. Maka itu semua sangat singkat.
  3. Pemberantasan korupsi oleh KPK cukup baik : Menurut saya sosok SBY sudah cukup mampu menangani kondisi bangsa Indonesia saat ini. Pada masa kepemimpinan beliau ini korupsi diberantas tanpa pandang bulu. Hal itu dapat dilihat dari tersangka yang tertangkap oleh KPK yang salah satunya adalah besan dari SBY. Meskipun demikian SBY juga bukan tanpa kekurangan, harga-harga sembako yang semakin meroket adalah salah satu kegagalan beliau. Namun terlepas dari itu semua , fakta bahwa SBY termasuk 100 orang paling berpengaruh didunia tahun 2009 versi majalah TIME makin menguatkan pandangan bahwa beliau cukup sukses menangani semua masalah yang timbul selama dia menjabat lima tahun terakhir. Kita juga tidak bisa begitu saja mengecap SBY "gagal". Karena semasa SBY menjabat, banyak gangguan-gangguan yang datang. Mulai dari Tsunami Aceh, Gempa Jogja, Lumpur Lapindo, dsb. Dan jangan lupakan juga bahwa pada akhir tahun 2008, Dunia mengalami krisis finansial global. Namun pertumbuhan ekonomi Indonesia dibawah kepemimpinan SBY adalah salah satu negara yang menunjukkanh tren positif selain Cina dan India. Jadi terlepas dari harga-harga sembako yang meroket, bisa dikatakan SBY BERHASIL dalam lima tahun terakhir.
  4. SBY - JK bisa menciptakan iklim pemerintahan yang baik,. Yang biasa di sebut good-government. tata kelola pemerintahan yang sedikit demi sedikit di benahi oleh SBY – JK.
Kesimpulannya :
Kelebihan Untuk Pro SBY – JK (1) adalah :
  1. Pertumbuhan ekonomi makro positif
  2. Demokrasi dan stabilitas polkam positif
  3. Konflik NAD dan Poso bisa diselesaikan
  4. Dibandingkan dengan kepemimpinan terdahulunya sesudah tumbang masa orba, kepemimpinan sby cukup bagus.
  5. Banyak perubahan yang sudah dibuat sby jilid 1, seperti perubahan harga BBM yang bikin rakyat miskin makin sengsara.
  6. Pemberantasan korupsi makin ok;
  7. Demokrasi semakin jelas;
  8. Siap untuk tidak populer;
  9. Pertumbuhan ekonomi not bad.
B. KONTRA TERHADAP SBY – JK (1)

Pada masa jabatan Presiden SBY – JK (1) terdapat banyak kecaman tentang gaya kepemimpinan mereka. Salah satu aksi kontra dengan SBY - JK adalah rektor universitas paramadina, Anies Baswedan mengatakan :
dalam sumber nya :
Kontra Kepemimpinan SBY – JK (1)
  1. Sudah Kita ketahui melalui berbagai media masa yang menayangkan tentang Kebijakan ekonomi SBY-JK selama empat tahun dinilai justru menambah indeks kesengsaraan rakyat. Dan ini menjadikan Rapor merah untuk SBY-JK.
  • Indeks Kemiskinan pada awal Kepimpinan SBY JK tahun 2004 berkisar 16,5 %
  • Sedangkan Indeks Kemiskinan pada tahun 2008 berkisar 20,3 %
  1. Selain soal indeks kemiskinan, bahwa kebijakan kebijakan ekonomi yang dihasilkan tim ekonomi SBY-JK. belum pro rakyat kecil. Ini dilihat oleh LNG yang di jual murah ke negara asing, tetapi rakyat di paksa membeli BBM dengan harga mahal dan LPG yang notabene yang sebagiannya di ekspor.
  2. Kinerja kepemerintahan yang baik adalah yang mampu memberikan lapangan pekerjaan bagi masyarakat sehingga nihilnya pengangguran serta terpenuhinya kebutuhan mendasar bagi masyarakat ekonomi lemah, bukan dengan BLT yang terasa hanya nikmat kecil yang sesaat. BLT tidaklah memberikan solusi atas semua itu, namun malah memperparah keekonomian negara dan membudayakan sifat malas dikalangan masyarakat.
Kesimpulannya :
Kekurangan Kepemimpinan sby jilid 1
  1. Pertumbuhan ekonomi "mikro"(rakyat kecil)
  1. Terlihat dengan jumlah utang dalam negeri dari tahun 2001 – 2009 yang meningkat. Dengan masa bakti sby – jk 2004-2009.
Berikut jumlah total utang Indonesia (2001-2009)
  • 2001 : Rp 1263 triliun
  • 2002 : Rp 1249 triliun
  • 2003 : Rp 1240 triliun
  • 2004 : Rp 1275 triliun
  • 2005 : Rp 1268 triliun
  • 2006 : Rp 1310 triliun
  • 2007 : Rp 1387 triliun
  • 2008 : Rp 1623 triliun
  • 2009 : Rp 1667 triliun (Januari)
  1. Meski pemberantasan KPK dinilai cukup baik namun Presiden blom mendorong/mendukung lebih jauh krn blom bisa menyentuh korupsi di cendana,kepolisian,lingkungan istana.
  1. Dalam Kepemimpinan SBY – JK, justru JK lebih dominan dalam menyelesaikan setiap permasalahn ekonomi.
  1. SBY dinilai menjadi sosok yang peragu dalam mengambil keputusan.
  1. Harga harga sembako semakin naik.
  1. Para Menteri pada masa SBY jilid 1 banyak yang ( Mbalelo ) menghujat, atau protes.
  1. Program konversi minyak ke gas nggak jelas karena minyak langka di pasar dan mahal sedangkan gasnya juga ikut langka dan mahal juga.
KESIMPULAN

Kenyataanya dari pro dan kontra tersebut, faktanya adalah Bahwa SBY adalah pemimpin yang dipilih langsung oleh rakyat dan dalam era beliau banyak sudah perubahan yang sudah dibuat mulai dari pemberantasan korupsi, dll. bahkan beliau juga memilih opsi yang tidak populer seperti menaikkan harga bbm meski kita tahu hal tsb karena kenaikan minyak dunia namun sayang beliau tidak/kurang didukung oleh parlemen sehingga sepertinya berjalan ditempat. Tidak/kurang adanya pembangunan di daerah. Mungkin saatnya kita memilih pemimpin dan wakil rakyat yang benar sehingga dapat memperbaiki bangsa yang kita cintai ini.
Pada intinya setiap kepemimpinan itu pasti ada kekurangan dan kelebihannya, seperti hal nya pada masa pemerintahan SBY – JK ( Jilid 1 ) pasti ada kekurangan dan kelebihannya, Jika kita melihat kegagalan - kegagalan setiap pemimpin negeri ini, niscaya kita semua akan kecewa terhadap mereka semua. jika pemimpin negeri ini tidak pernah gagal maka indonesia saat ini sudah menjadi negara yang lebih maju. Jika saya melihat kepemimpinan pa SBY JK maka saya melihat pemberantasan korupsi lebih serius dilakukan dan menurut pendapat saya jika suatu bangsa dijangkiti penyakit korupsi maka bangsa tersebut tidak akan bisa maju baik secara ekonomi dan budayanya jadi saya memberikan apresiasi terhadap kepemimpinan SBY-JK dan semoga bangsa ini akan segera merdeka, yaitu merdeka dari cengkraman para koruptor yang mengerogoti bangsa ini perlahan tapi pasti.



PEMERINTAHAN INDONESIA BERSATU JILID 2
MASA JABATAN 2009 – 20014

Komposisi akhir menteri dalam kabinet pemerintahan SBY-Boediono, maka Presiden SBY resmi  mengumumkannya kepada seluruh rakyat Indonesia. Kita berharap semoga dapat membawa angin segar bagi perbaikan berbagai bidang pembangunan di negeri ini.
Inilah komposisi Kabinet Indonesia Bersatu II tersebut:
MENTERI KOORDINATOR
1. Menko Politik Hukum dan Keamanan :Marsekal (Purn) Djoko Suyanto
2. Menko Perekonomian : Hatta Rajasa
3. Menko Kesra : R Agung Laksono
4. Sekretaris Negara : Sudi Silalahi
MENTERI DEPARTEMEN
1. Menteri Dalam Negeri : Gamawan Fauzi
2. Menteri Luar Negeri : Marty Natalegawa
3. Menteri Pertahanan : Purnomo Yusgiantoro
4. Menteri Hukum dan HAM : Patrialis Akbar
5. Menteri Keuangan : Sri Mulyani
6. Menteri ESDM: Darwin Saleh
7. Menteri Perindustrian : MS Hidayat
8. Menteri Perdagangan : Mari E. Pangestu
9. Menteri Pertanian : Suswono
10. Menteri Kehutanan : Zulkifli Hasan
11. Menteri Perhubungan : Freddy Numberi
12. Menteri Kelautan dan Perikanan : Fadel Muhammad
13. Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi : Muhaimin Iskandar
14. Menteri Pekerjaan Umum : Djoko Kirmanto
15. Menteri Kesehatan : Endang Rahayu Setianingsih
16. Menteri Pendidikan Nasional : Mohammad Nuh
17. Menteri Sosial : Salim Segaf Al Jufri
18. Menteri Agama : Suryadharma Ali
19. Menteri Kebudayaan dan Pariwisata : Jero Wacik
20. Menteri Komunikasi dan Informasi : Tifatul Sembiring

MENTERI NEGARA
1. Menteri Riset dan Teknologi : Suharna Suryapranata
2. Menteri Koperasi dan UKM : Syarifudin Hasan
3. Menteri Lingkungan Hidup : Gusti Muhammad Hatta
4. Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak: Linda Amalia Sari 
5. Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara : E.E Mangindaan
6. Menteri Negara Pembangunan Daerah Tertinggal : Ahmad Helmy Faishal Zaini
7. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional : Armida Alisjahbana
8. Menteri BUMN : Mustafa Abubakar
9. Menteri Pemuda dan Olahraga : Andi Alfian Mallarangeng
10. Menteri Perumahan Rakyat : Suharso Manoarfa
PEJABAT SETINGKAT MENTERI

1. Kepala BIN: Jenderal (Purn) Sutanto
2. Kepala BKPM: Gita Wirjawan
3. Ketua Unit Kerja Presiden Pengawasan Pengedalian Pembangunan: Kuntoro Mangkusubroto

Berikut 15 Program Pilihan SBY seperti dirilis dalam presidenri.go.id:

1. Pemberantasan mafia hukum
SBY mengatakan “Yang saya sebut dengan mafia berkaitan dengan hukum dalam arti yang luas adalah, mereka-mereka yang melakukan berbagai kegiatan yang merugikan pihak lain misalnya makelar kasus, suap menyuap, pemerasan, jual beli perkara, mengancam saksi, mengancam pihak-pihak lain, pungutan-pungutan yang tidak semestinya dan sebagainya, yang disamping merusak rasa keadilan dan kepastian hukum, juga menimbulkan kerugian material bagi mereka yang menjadi korban dan mendatangkan keuntungan yang tidak halal, yang tidak legal bagi mereka yang menjalankan kegiatan mafia itu,”. Untuk itu kepada seluruh rakyat Indonesia yang merasa menjadi korban mafia hukum, diharapkan dapat melaporkannya melalui PO BOX 9949, Jakarta 10000.
[PO BOX ini layanan Pengaduan baru yang di rilis oleh SBY pada Kamis (5/11) lalu, keefektifannya masih dipertanyakan banyak pihak]

2. Revitalisasi industri pertahanan
SBY Mengatakan: “Dalam 100 hari ini harus dibikin masterplan, roadmap untuk merevitalisasi industri-industri pertahanan ini termasuk di dalamnya apa yang akan diproduksi, terutama untuk memenuhi keperluan dalam negeri, bisa juga untuk memenuhi keperluan dari luar negeri utamanya kontrak-kontrak yang sedang berjalan. Kita akan pastikan pula bagaimana segi-segi pembiayaan.”

3. Penanggulangan terorisme
untuk yang satu ini SBY Mengatakan; “Penanggulangan terorisme jangan hanya mengedepankan segi-segi penindakan atau operasi militer, operasi intelijen dan operasi – operasi sejenis. Kita juga harus memasuki wilayah yang sangat penting, yaitu pencegahan dan penangkalan tindak pidana terorisme itu.”

4. Kesediaan listrik
SBY mengatakan: “Dalam 100 hari ini akan kita pastikan bahwa lima tahun mendatang kita meningkatkan kapasitas listrik agar bisa mengimbangi keperluan riil industri komersil, rumah tangga, transportasi dan lain-lainnya. Dalam 100 hari ini pula kita akan melakukan pemetaan provinsi demi provinsi berapa kekurangan yang ada.”

5. Peningkatan produksi dan ketahanan pangan
SBY Mengatakan: “Dalam 100 hari ini akan dirumuskan kembali rencana induk, termasuk tahapan sampai dengan tahun 2014 untuk meningkatkan ketahanan pangan terutama untuk mencapai komoditas-komoditas yang belum dicapai 5 tahun pertama misalnya daging sapi, kedelai, gula secara keseluruhan.”

6. Revitalisasi pabrik pupuk dan gula
SBY Mengatakan: “Dikaitkan dengan pertumbuhan pertanina, maka kapasitas pabrik pupuk harus meningkat, produksinya harus meningkat. Dalam 100 hari ini harus sudah jadi cetak biru dan program termasuk peningkatan kapasitas pabrik gula.”

7. Penataan tanah dan tata ruang
SBY Mengatakan: “Banyak keluhan di daerah-daerah di Indonesia, di mana usaha perekonomian daerah tidak mulus karena tumpang tindih, karena tabrakan penggunaan lahan berikut tata ruangnya. Bukan rahasia lagi, kadang-kadang Undang-undang tidak sinkron antara UU Kehutanan, UU Pertambangan, UU Lingkungan Hidup.”

8. Peningkatan infrastruktur
SBY Mengatakan: “Dalam 100 hari pertama ini akan ada cetak biru sekaligus kita pikirkan pendanaannya, sehingga semua bisa dijalankan. Dalam merumuskan ini, pemerintah pusat akan bekerja sama seerat-eratnya dengan pemerintah daerah dan dunia usaha. Karena banyak sekali infrastruktur yang mesti dijalankan dengna scheme public private partnership.”

9. Peningkatan pinjaman Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Usaha Menengah
SBY Mengatakan: “Ini penting karena berkaitan dengan upaya lima tahun mendatang untuk meningkatkan kewirausahaan dengan balai-balai latihan kerja di berbagai daerah. Kalau mereka bisa mencetak tenaga-tenaga trampil di tingkat kabupaten dan kota dan kita aliri dengan kredit usaha rakyat ini maka harapan kita, UKM itu terus bangkit. Dengan demikian penghasilan rumah tangga akan makin baik dan kemiskinan dan pengangguran berkurang.”

10. Pendanaan
SBY Mengatakan: “Sudah kita hitung APBN – APBD kita, proyeksi tiap tahunnya sampai 2014. Jumlahnya tetap belum memadai, masih harus memobiliasi sumber pembiayaan di luar APBN-APBD. Itu yang akan kita lakukan, baik itu yang akan menanamkan modal dari dalam dan luar negeri. Dengan demikian rencana dan program yang baik bisa dibiayai.”

11. Penanggulangan perubahan iklim dan lingkungan
SBY Mengatakan: “Harus ada rencana aksi lima tahun mendatang yang 100 hari ini kita pastikan kita miliki adalah kontribusi Indonesia dalam mengelola perubahan iklim dam pemanasan global. Utamanya adalah ktia pastikan dalam memelihara hutan di seluruh Indonesia, terlaksana dengan baik. Terus melanjutkan bahkan intensifkan upaya pemberantasan pembalakan liar, upaya cegah kebakaran dan pembakaran hutan, memelihara hutan-hutan lindung.”
[untuk yang satu ini sudah SBY gaungkan pada awal pidato kepresidenannya saat pelantikan Presiden kemarin]

12. Reformasi kesehatan dengan mengubah paradigma masyarakat
SBY Mengatakan: “Paradigma meningkatkan kesehatan masyarakat atau sehat itu indah, sehat itu gratis, dalam arti bagi yang tidak mampu, saudara kita yang miskin, sangat miskin, kita dorong untuk sehat dan kemudian tidak harus berobat. Itu adalah reformasi kesehatan yang rencana pastinya harus jadi pada 100 hari pertama ini.”
[Program kesehatan melalui Menteri Kesehatan pilihan SBY~mampukah?...wait and see]

13. Reformasi pendidikan
SBY Mengatakan: “Pada 100 hari ini adalah menyambungkan atau mencegah mismatch antara yang dihasilkan oleh lembaga pendidikan dan lembaga pelatihan dengan keperluan pasar tenaga kerja. Banyak yang dihasilkan oleh perguruan tinggi, oleh sekolah-sekolah kejuruan, oleh balai-balai latihan kerja, tidak selalu klop dengan yang diminta pasar tenaga kerja.”
[yang satu ini benar2 harus menjadi sorotan umum, pastikan bahwa anggaran pendidikan 20% teraplikasi dg baik syukur2 naik]

14. Kesiapsiagaan dalam penanggulangan bencana alam
SBY Mengatakan: “Upaya untuk meningkatkan kesiagaan kita menghadapi bencana adalah dengan telah dibentuknya Badan Nasional Penanggulangan Bencana. Melanjutkan usaha itu, maka akan kita bentuk Standby Force. Setiap saat siap dikerahkan kemanapun di Indonesia ini.”
[Indonesia berada dalam wilayah Ring of Fire sudah semestinya]

15. Koordinasi erat pemerintah pusat dan daerah dalam pembangunan di segala bidang
SBY Mengatakan: “Semua yang kita lakukan lima tahun mendatang apakah itu pembangunan ekonomi, kesejahetraaan rakyat, hukum dan keamanan, butuh sinergi. Perlu koordinasi yang erat. Oleh karena itu, nanti awal bulan Desember akan ada pertemuan para gubernur seluruh Indonesia untuk mensinkronisasikan upaya pembangunan.

Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) telah menetapkan susunan menteri pada
Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) Jilid 2. Diantara nama-nama menteri yang menduduki pos menteri
ekonomi, tercatat sejumlah menteri lama dan sebagian diisi oleh wajah-wajah baru. Sejumlah
menteri lama, memang reputasi kinerjanya telah diakui, sehingga wajar bila dipilih kembali.
Sedangkan wajah-wajah baru pun tak kalah menjanjikannya, karena diisi oleh para profesional
yang memiliki reputasi dan pengalaman yang panjang di bidangnya.
Terlihat bahwa, dari susunan menteri ekonomi tersebut, Presiden SBY tampaknya hendak
menekankan pada upaya menggerakkan sektor riil, yang selama ini berjalan lambat. Artinya, dari
komposisi menteri ekonomi, sesungguhnya KIB Jilid 2 ini cukup menjanjikan.  Kalau demikian
halnya, apakah pereekonomian Indonesia ke depan akan memiliki prospek yang lebih baik?

Peluang Kabinet Indonesia Bersatu Jilid 2

Sesungguh terdapat alasan yang kuat bahwa perekonomian Indonesia ke depan akan lebih
baik dibandingkan sebelumnya. Dari sisi eksternal, kita menyaksikan bahwa perekonomian dunia,
kini sudah mengalami pemulihan (recovery) setelah selama tiga tahun didera krisis hebat. 
Di tingkat regional, kita menyaksikan China mencatat pertumbuhan ekonomi tinggi, sebesar
8,9 persen pada kuartal III 2009.  Korea Selatan (Korsel) juga mengalami pertumbuhan
mengesankan. Pada 26 Oktober 2009, bank sentral Korsel mengumumkan pertumbuhan ekonomi
pada kuartal III 2009 tumbuh sebesar 2,9 persen dibandingkan kuartal II 2009. Kinerja
pertumbuhan ekonomi kuartal III 2009 itu adalah yang tertinggi sejak 2002.
Ekonomi Singapura juga mulai pulih. Ekonomi Singapura pada kuartal III mengalami
pertumbuhan sebesar 14,9 persen dibandingkan kuartal II 2009. Sementara itu, pada kuartal II
2009, ekonomi Singapura bahkan tumbuh sebesar 22 persen. Sementara itu, Vietnam pada tahun
2010, menjanjikan target pertumbuhan yang tinggi sebesar 6,5 persen.
Membaiknya ekonomi global juga dapat dilihat dari kinerja sektoral. Salah satu indikatornya
dapat dilihat dari indeks manufaktur global. Untuk pertama kalinya sejak Mei 2008, JP Morgan
Global Manufacturing PMI (Purchasing Managers Index) berada di atas 50 pada Juli 2009. Dan
pada Agustus 2009, JP Morgan Global Manufacturing PMI berada di level 53,1 (level ekspansi).
Pencapaian pada Agustus 2009 ini adalah tertinggi sejak 26 bulan terakhir. 
Indeks harga-harga input manufaktur juga mengalami peningkatan. Peningkatan harga-harga
ini merefleksikan kemampuan pertumbuhan para supplier untuk menaikan harga-harga input
karena permintaan (demand) atas bahan baku juga menunjukkan peningkatan. Kita saksikan harga
minyak mentah pun juga mengalami kenaikan. Saat ini harga minyak mentah sudah berada di level
US$70 - US$80 per barel. 
Sektor perdagangan global juga telah menunjukkan tanda-tanda pemulihan. Berdasarkan
data dari Biro Analisis Kebijakan Ekonomi Belanda, arus perdagangan global pada Agustus 2009
mengalami peningkatan dibandingkan dua bulan terakhir. Di Amerika Serikat (AS), nilai ekspornya
pada Agustus 2009 tumbuh 0,2 persen dibandingkan Juli 2009. Capaian ekspor AS Agustus 2009
merupakan yang tertinggi sejak Desember 2008, namun masih 21 persen dibawah tahun lalu.
                                                                 
 Dimuat koran Seputar Indonesia (SINDO), Kamis, 29 Oktober 2009. Ekspor Korsel pada September 2009 tumbuh 11,1 persen dibandingkan Agustus 2009, terutama
didorong oleh peningkatan ekspor produk-produk semiconductor, otomotif, dan produk televisi. 
Taiwan melaporkan nilai ekspornya pada September 2009 hanya mengalami kontraksi
sebesar 12,7 persen dibanding September 2008. Meski mengalami kontraksi, namun telah
mengalami lonjakan dibanding Agustus 2009 yang mengalami kontraksi 24,6 persen dibanding
Agustus 2008. Hal yang sama juga terjadi di Jepang, dimana Ekspor September 2009 meningkat
3,2 persen dibanding Agustus 2009, namun masih 37,1 persen di bawah level tahun 2008.

Tantangan KIB Jilid 2

Kesimpulannya, pemerintahan KIB Jilid 2 ini memiliki peluang yang baik dalam menjalankan
roda perekonomian di tahun-tahun mendatang. Terlebih lagi, peluang dari sisi eksternal tersebut
juga ditopang oleh kondisi internal ekonomi kita yang cukup kondusif,.
Namun demikian, tantangan yang dihadapi oleh KIB Jilid 2 juga tidak ringan. Dari sisi
eksternal, kini kita menghadapi sebuah fakta bahwa sejumlah negara kini justru menerapkan
kebijakan proteksi (barrier) dalam perdagangan mereka. Alasannya,  untuk melindungi industri
dalam negerinya serta menjaga neraca perdagangannya. Sebagai contoh, AS versus China, kini
seolah saling hadang atas produk ekspor masing-masing. Setelah AS menerapkan kebijakan tarif
impor 35 persen atas produk ban asal China pada September lalu, kini China membalasnya dengan
menerapkan tarif impor 36 persen atas produk nylon tertentu asal AS, Uni Eropa, Rusia, dan Taiwan. 
Eropa pun melakukan hal yang sama. Sebagaimana diberitakan surat kabar Wall Street
Journal edisi Asia (9 Oktober 2009), Uni Ropa kini berencana akan meningkatkan tarif anti dumping
yang selama ini berlaku bagi impor produk sepatu dari China dan Vietnam. Saat ini, tarif dumping
yang berlaku untuk impor produk sepatu dari China sebesar 16,5 persen dan dari Vietnam sebesar
10 persen. Alasan atas pencana peningkatan tarif anti dumping tersebut adalah pengenaan tarif
yang sekarang tidak efektif untuk menahan laju impor sepatu dari China dan Vietnam.
Tentunya, berbagai situasi eksternal tersebut perlu diantisipasi, karena dampaknya bisa
berpengaruh pada situasi neraca perdagangan kita. Kita saat ini dapat dikatakan lebih beruntung,
karena ketergantungan ekspor terhadap ekonomi kita relatif lebih kecil dibandingkan negaranegara tetangga lainnya. Namun, kalau memahami situasi industri saat ini, terlihat bahwa industri
kita memiliki kecenderungan melakukan ekspor dibandingkan menjualnya di pasar domestik.
Kita memang termasuk negara yang relatif kuat dalam menghadapi krisis global saat ini.
Terbukti, ekonomi kita bisa tumbuh sekitar 4 persen tahun ini. Namun, daya tumbuh ekonomi kita
sesungguhnya relatif kecil dibandingkan negara-negara lain. Penulis melihat bahwa persoalan
internal, perlu menjadi perhatian dari KIB Jilid 2 ini untuk diselesaikan. Percepatan pembangunan
infrastruktur, reformasi birokrasi, reformasi hukum, percepatan realisasi anggaran, menjadi kunci
untuk lebih mengakselerasi pertumbuhan. 
Disamping tentunya, kita perlu memberi penekanan khusus pada sektor tertentu yang selama
ini kinerjanya sangat lemah. Apa itu?  Pemerintah perlu mengarahkan fokus kebijakan sektoral
pada sektor pertanian dan sektor manufaktur. Kenapa harus kedua sektor ini? Ini mengingat, laju
pertumbuhan kedua sektor ini berada di bawah laju pertumbuhan ekonomi nasional. Padahal,
kedua sektor ini memegang peran yang penting dalam struktur ekonomi kita.
Kesimpulannya, KIB Jilid 2 memiliki peluang yang besar untuk mengakselerasi ekonomi kita.
Tinggal bagaimana peluang tersebut dimaksimalkan untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi
tinggi dan berkualitas bagi terciptanya kesejahteraan rakyat. Namun demikian, kita juga memiliki
sejumlah tantangan yang tidak ringan. Tentunya, ini dibutuhkan koordinasi yang kuat.